AREA 2009 - 2010

AREA 59 Menggendong Lupa

3,713 Views

Saya mau menulis sesuatu untuk pembaca. Tadi malam saya inget. Tapi sekarang saya lupa mau nulis apa. Oh kayaknya ini deh… Apa saja sih yang harus disiapkan orang kalau mau meninggalkan Jakarta? Eh nggak dhiing? Atau soal bagaimana cara SBY memenangi Pemilu ya? Atau soal bom Mega Kuningan?

Ah saya lupa. Yang saya ingat cuma kuncinya yaitu C A minor D minor ke G ke C lagi – kalau nggak percaya tanya ke kelompok musik Kuburan deh. Dalam dunia tulis menulis, itu berarti yang saya ingat cuma patokan-patokannya yaitu alinea pembuka, batang tubuh lalu alinea penutup. Ya, tapi batang tubuhnya apa ya?

Wong batang tubuh Undang Undang Dasar aja orang sudah pada lupa. Nggak cuma saya. Kalau orang-orang itu nggak lupa, masak sih biaya kuliah jadi mahal banget. Masak air dikelola perusahaan-perusahaan asing. Masak hutan-hutan nyaris habis. Masak modal-modal besar dan asing bisa menyerbu perdagangan eceran sampai ke kampung-kampung, sampai-sampai pasar tradisional mati.…….

Kalau batang tubuh Undang Undang Dasar saja boleh dilupakan, kenapa nggak boleh lupa pada batang tubuh tulisan saya sendiri.

Ah saya ingat. Batang tubuhnya mungkin soal mau meninggalkan Jakarta? Soal apa saja yang kita lakukan sebelum meninggalkan Jakarta? Seperti tema Area kali ini. Kayaknya nggak juga. Soalnya bagaimana kita mau meninggalkan Jakarta apalagi sampai ngomong detil soal apa saja yang kita lakukan sebelum meninggalkan Jakarta? Toh Jakarta masih banyak yang demen. Kenyataannya sekarang hampir saban hari seribuan lebih orang Gunung Kidul datang ke Jakarta.

Temen saya bilang, hampir 50 armada bis AKAP mengangkut orang-orang berijasah SMU itu ke Ibu Kota. Mungkin orang -orang itu lupa kali ya? Bahwa Jakarta sering banjir, bahwa pejalan kaki nyaris tidak ada harganya. Bahwa kuburan mahal. Maksud saya….kuburan beneran, buka kelompok musik yang mempopulerkan lagu Lupa.

Aduh. Siapa nama teman saya yang kasih tau saya bahwa orang-orang Gunung Kidul pada hijrah ke Jakarta? Sampeyan inget nggak? Kalau saya sih sudah lupa. Saya sih cuma inget nama terminal bis pemberangkat mereka, Dhaksinarga. Tapi nama tempat terminal itu apa, saya lupa. Kalau di Jakarta kan enak, nama terminal sama dengan nama tempat. Misalnya terminal Kampung Rambutan yang di Kampung Rambutan, Terminal Lebak Bulus ya di Lebak Bulus. Terminal Pulogadung ya di Pulogadung.

Nah, terminal Dhaksinarga yang sejak awal Juli saban hari memberangkatkan seribu lebih orang Gunung Kidul berijasah SMU itu ke Jakarta, ya saya lupa. Coba aja tanya ke penyanyi lagu Tak Gendong. Siapa tau dia ingat. Kalau nggak salah nama penyanyi itu Mbah Maridjan? Atau Hatta Radjasa ya? Eh Hatta kan bukan penyanyi. Dia itu kan …. Pokoknya bukan penyanyi deh.

Aduh capek mikirlah. Saya lupa semuanya. Tapi yang saya tau pasti satu hal. Akibat saya dan sampeyan semua capek mikir, dan sebodo amat Indonesia mau kemana, maka lagu Lupa dan Tak Gendong jadi laris.

(Dimuat di rubrik ‘Frankly Speaking’ AREA 59, 29 Juli 2009)