Wayang Durangpo Tahun III (2011 - 2012)

Episode 145 Manikur-Pedikur Dewi Sarpakenaka

5,410 Views

STcartoon1Lhok lhok lhok…Sarpakenaka kok dadi calo tiket tanding bola Intermilan mbarek tim Indonesia?    

Sarpa itu ular. Kenaka artinya kuku. Wong wedok sing kukunya panjang berbisa ular itu sedang mengadu nasib nduk Gelora Bung Karno (GBK). Ia gobyos keringat barengan mantan-mantan atlet nasional yang karena cakra-manggilingan kini nasibnya jadi pedagang asongan minuman di pusat olahraga di sana.

Yu Sarpo, panggilannya, mungkin ndak akan terdampar di GBK di kawasan Senayan Jakarta itu andai cita-cita Dewi Undanawati kesampaian. Istri Pak Petruk ini ingin Yu Sarpo jadi bintang iklan untuk salonnya. Di dekat terminal Mbratang Surabaya ia akan membuka salon manikur-pedikur alias potong kuku tangan dan kaki.

Kalau ada papan reklame segede Semeru gambar Sarpakenaka di-manikur-pedikur di situ, pasti masyarakat desel-deselan datang ke salon Nyonya Petruk. “Sarpakenaka yang cantik kesaktiannya ada di kukunya yang panjang-panjang. Itu saja bisa di-manikur-pedikur di salon Nyonya Petruk. Moso’ kuku kita yang ndak ada tuah apa-apanya ini nggak bisa dipotong di sana,” pasti begitu impian masyarakat.

Sayangnya menjelang salonnya rampung ternyata terjadi perubahan yang lebih besar ketimbang perubahan pada peristiwa 10 November. Perubahan itu bermula dari kalah pamornya India dibanding Korea. Sarpakenaka dari cerita Ramayana India kalah kondang dibanding artis-artis Korea macam Kim Taeyon. Undanawati lantas meminta seorang ekspatriat alias pekerja asing Korea yang bekerja di Pandaan untuk menjadi bintang iklan. Kebetulan wajahnya mirip Tiffany Hwang.

Wajah Korea mirip Tiffany itulah yang akhirnya cengengesan pada iklan gede salon Nyonya Petruk sambil kukunya dibersihkan dan dipotong sana-sini.

***

Setelah membatalkan Yu Sarpo jadi bintang iklan, sebenarnya Nyonya Petruk ingin tetap ngasih kesempatan. “Yu Sarpo bisa buka dasar masakan Korea di depan salon.  Yu Sarpo bisa jualan dubbokki, bulgogi, kimchi, samgyetang, patbingso …” bujuk Undanawati.

Bukannya matur nuwun Sarpakenaka malah kayak dientup tawon dan marah-marah. Wajahnya berubah ke wujud aslinya: Raskasa.

“Sampeyan menghina ya? Jelek-jelek begini saya menjunjung tinggi jati diri bangsa. Masa’ Sarpakenaka dari Alengka kepercayaan Prabu Rahwana disuruh jualan kimchi. Terus yang beli nanti fans-fansnya SUJU…Begitu? Huh kalau dimohon jualan rawon dan rujak cingur saya oke!” sergahnya sambil balik kanan membanting pintu.

Pasti adik kandung Prabu Rahwana itu tak tahu bahwa peminat kimchi dan sejenisnya tumbuh semakin banyak dibanding peminat rawon.

***

Sebelum ditawari menjadi bintang iklan di salon Undanawati, sebetulnya Sarpakenaka ditawari jadi sales promotion girl alias SPG khusus produk kuku palsu. Dua Kamis Kliwon sebelumnya malah ada yang menawarinya jadi agen Elpiji. Tapi kemudian Elpiji agak menghilang dari pasaran entah ditimbun entah diapakan. Batallah lowongan pekerjaan tersebut.

“Kenapa sih kamu ngebet jadi agen Elpiji yang sudah agak menghilang dan nggak mau jadi SPG?” tanya ponokawan Petruk.

“Yang menarik dari LPG bukan menghilangnya, tapi kenapa kok LPJ dibaca Elpiji padahal SPG tidak dicaba Espiji,” kata Sarpakenaka. Ia merasa lebih gaya jadi SPG kalau dipanggil Espiji seperti orang menyebut LPG dengan Elpiji.

Petruk heran. Katanya Sarpakenaka menjunjung jati diri. Ia kepingin jualan rawon dan tak ingin jualan kimchi. Tapi kenapa ia lebih senang disebut Espiji yang ke-Barat-Barat-an ketimbang disebut SPG.

“Halah, namanya perempuan di mana-mana juga mbingungi, Truk,” timpal Bagong tetapi segera menutup cangkem-nya. Kebetulan di depannya lewat Undanawati yang untung nggak dengar omongan Bagong sebelumnya.

“Terus akhirnya yok opo ceritanya Yu Sarpo, Truk?”

Ya itu, menurut Petruk, akhirnya Yu Sarpo nggak jadi SPG. Dipilihnya profesi calo tiket. Meski akhirnya Yu Sarpo kecewa. Bukan karena tiketnya nggak laku lho. Tiket yang nggak laku itu toh bisa dipakainya sendiri nonton Tim Indonesia vs Intermilan.

“Yang bikin Yu Sarpo kecewa, kok penonton Indonesia lebih sorak-sorak kegirangan kalau gawang Indonesia kebobolan,” jelas Petruk.

***

Meski tampang aslinya raksasa, Sarpakenaka sangat nasionalis. Atas laporan Ditya Anggisrana bahwa Rama, Sinta dan Lesmana masuk hutan Dandaka, Sarpakenaka segera bergerak. Firasatnya ketiga orang tersebut mengancam negaranya, Alengka. Kalah pun dari Lesmana, ia masih sempat berlari wadul kepada kedua suaminya Kala Dusana dan Kala Nopati.

Sarpakenaka juga termasuk yang tak setuju negaranya ngasih grasi orang asing pengedar Narkoba. Ini demi keadilan bagi bangsanya. Kepada Hanuman yang tak mengedarkan Narkoba saja, yang datang ke Alengka cuma untuk melihat tawanan Dewi Sinta, Sarpakenaka juga tak setuju Prabu Rahwana memberi grasi.

Dengan kesaktian kukunya dan kemampuannya menyamar jadi perempuan cantik, Sarpakenaka pun masih sekali-sekali mengawal Indrajit, putra mahkota Alengka. Padahal Indrajit itu sendiri sudah sangat sakti dengan panah Nagapasanya. Bukan anak manja yang tampangnya kayak anak kemarin sore.  Siapapun tak punya alasan  menghkhawatir putra mahkota ini bakal diamuk oleh massa baik di barat maupun kawasan timur Alengka. Itu pun Sarpakenaka masih sering membayang-bayanginya dari jauh.

Kapten Hook dari Peter Pan dan Kapten Jack Sparrow dari Pirates of the Caribbean pun ndak ada nyali nyerang Alengka gara-gara ngeper pada kesaktian kuku Sarpakenaka. Jagoan-jagoan Korea juga keder.

Mungkin karena mereka ndak ngeh bahwa kuku-kuku asli Sarpakenaka sudah dicabuti Hanuman pas perang Rama-Rahwana. Kukunya sekarang kuku palsu seperti sebagian kuku perempuan Nusantara.

Thok! Thok! Thok!

Akhirnya Yu Sarpo dalam wujud cantik mengetuk pintu salon Nyonya Petruk. “Bolehkah mulai besok saya jualan kimchi di sini?” tanyanya memelas.