Wayang Twit

Wayang Twit: #DemokrasiGamelan

5,713 Views

STcartoon1Semua memimpin, semua dipimpin. Tergantung saat dan tempatnya. Itulah mpan papan Demokrasi Gamelan.

Nada-nada fals boleh. Gamelan tak disetem seketat piano, tapi semua kesumbangan itu diharmonisasikan oleh frekuensi Gong…

Istilah “nge-Gong-I” sebenarnya bukan cuma mengakhiri, tapi menyimpulkan sekaligus memperindah nada-nada fals…

Tak ada naskah,, taj ada konduktor,, adanya kesepakatan dan perasaan.

Alat gesek rebab bisa memimpin perubahan, tapi ketika seluruh gamelan sudah berubah, rebab ganti jadi pengikut.

Improvisasi nggak tabu, asal nggak sendirian. Jika pemain bonang improvisasi, pemain lain akan tanggap merespon agar tetap harmonis.

Dalang berkuasa? NO! Penguasanya adalah kesepakatan. Dalang tak bisa seenaknya hentikan musik. Harus menunggu ritme dan melodi yang pas!

Kendang sering disebut nafasnya gamelan, tapi tanpa gong kecil (tempul), kendang tak berdaya. Kendang-Kempul sudah menyatu.

Kendang dan Kempul bersatu. Makanya orang yang bicara tanpa tahu konteks persoalan disebut tak paham “Kendang-Kempulnya lelakon”…

Tiap instansi bisa saling sindir, tapi it’s Ok! Contoh: bisa nggambang, nggak bisa nyuling,, bisa mandang, nggak bisa nyanding…