Wayang Twit

Wayang Twit: #Lumpur

6,956 Views

STcartoon1Bumi gonjang ganjing niat ingsun mau ndalang soal tanggul yang jebol… bukan tanggul Lumpur Lapindo… mirip tanggul Lumpur Lapindo, tapi bukan.

Monggo pada gelar tiker, siapkan kopi, juadah…cemilan.. aku mau ndalang soal Tanggul yang jebol… tapi bukan tanggul Lumpur Lapindo,,tapi mirip.

J
umangkah angro sru susumbar lindu bumi gonjing… tuhu sang Wisny Batoro kang nedyo Ambadog bumi…

Ciri titisan Wisnu itu kalau sanggup bertriwikrama berubah menjadi segunung gedenya.. seperti bisa menelan segalanya. Triwikrama adalah kemampuan menyatukan 3 kesadaran alam sebelum lahir, lahir dan setelah mati, dalam kesadaran simultan.

Begitu juga Prabu Rama, titisan Wisna, ketika itu sedang bertriwikrama.. sampai akhirnya diingatkan oleh Sang Hyang Baruna agar sabar. Waktu itu Rama sudah sampai ubun-ubun marahnya karena kangen sama Sinta yang sudah bersama Rahwana di seberang laut. Rama akan meminum samudra…

Setelah bertriwikrama menjadi sekian gunung besarnya, Rama akan minum samudra supaya airnya kering dan pasukan bisa nyebrang.

“Heeiit!” cegah Dewa Baruna, penjaga laut. “Kalau air laut kering, ikan-ikan akan pada mati, Rama.. Lagian ini dalangnya juancuk pol!”

Baruna: “Biasanya di wayang-wayang pakem, laut menyebrang ke Alengka, tempat Rahwana-Sinta, dikeringkan dengan panah guawijaya.. bukan diminum. Ini pasti dalangnya dari rombongan Jancukers.. orang-orang yang tersisih dari kehidupan mapan, tetapi mencari sejatinya hidup.

Ditegur Baruna, Akhirnya Rama mengecil lagi, persis seperti orang ngaceng alias Triwikrama, yang melemas setelah “cret cret cret” lumpur.

Rama puny aide, dia ingat Lumpur Lapindo, bagaimana kalau dibikin tanggul membendung laut… menuju Alengka… “Hanoman dkk siaaap!”

Maklum wakti itu teknologi seperti Jembatan Suramadu (modal Cina) belum ditemukan. Lagian Rama dan Anoman gak ada hubungan diplomatik Cina.

Kera-kera memindahkan Gunung Mahendra ke laut, sedikit demi sedikit gunung itu dibongkar… ditimbun ke laut. Kera yang sakti mengais tanah gunung sekepal-kepal, dibawa ke laut, kera yang sakti Cuma mengibas-ngibaskan ekornya, mindahkan bongkah-bongkah. Kera sakti yang cuma mengibas-ngibaskan ekornya itu antara lain Anila, anak Batara Narada. Kibasan ekornya melantingkan batu-batu gunung. Ya..memang merusak gunung, tapi Raja Prabu Rama kalau sudah punya mau, siapa berani membantah. Itulah jeleknya monarkhi.

Petruk nyeletuk: “Tapi lebih baik monarkhi ketimbang gubernurnya nanti didrop anak muda daru Jakarta, heuheuheu..”

Anoman ga sabar lihat kerajaan monyet-monyet lain. Mereka gak ragu-ragu, tapi lamban.. hanya 1 yang lamban sekaligus ragu-ragu,,namanyaaa…??

Dengan Aji Mundri, Anoman mengangkat gunung dan byur menceburkan ke laut.. jadilah tanggul menuju Alengka itu rampung. Anehnya, tiba-tiba laut berubah menjadi lumpur! Selidik punya selidik, ini karena disulap oleh raksasa bernama Cakil dan konon kaya raya.

Ternyata jebolnya tanggul Lumpur Lapindo juga dialami oleh pasukan kera. Tanggul laut lumpur dari Gunung Mahendra ke Gunung Maliawan ambrol.

Gareng: “Juancuk, juancukers dan tweepswati nda usah cerewet kalau nomer lompat-lompat, sambung-sambung sendiri aja, cuk.. Aku yo bengung lupa-lupa..”

Ternyata tanggul lumpur (aslinya laut) itu digerogoti oleh Yuyu Rumpung yang gak jelas apa orang Demokrat, apa PDI, apa PKS. Sudah tanggul jebol digorogoti Yuyu Rumpung dari pantai gak jelas, lautpun disulap menjadi lumpur oleh CAKIL… waah. Prajurit kera panik!

Siapa Cakil? Semua orang sudah maklum (bukan singkatan makelar lumpur) tapi siapakah Yuyu Rumpung?

Sebenarnya Prabu Rama bisa bersikap. Prabu Rama bisa saja cari orang ceplas-ceplos kayak Ruhut… agar Yuyu Rumpung panas dan mengaku siapa dirinya. Tapi sayang seribu sayang, di zaman Ramayana itu Ruhut belum ada…

Sindenku Respati Sruti apa masih bangun? Kalau masih bangun, tolong disindenin satu paragraph dulu, nduk.. aku ta’ngrokok dulu..”

Yuyu Rumpung penggerogot Lumpur Alengka baru kita yang tahu. Para prajurit kera tak ada yang tahu. Mereka tahunya tanggul jebol. Akhirnya Anoman menyuruh Kapi Sarpacita yang ekornya panjang. Ekor dibenamkan ke dalam lumpur dan mencari-cari ada apa gerangan dalam lumpur. Yang sudah pasti, makhluk di dalam lumpur bukanlah generasi Suzana yang tahun 70an bikin film “Bernafas Dalam Lumpur”.

Akhirnya ekor Kapi Sarpacita berhasil melilit sesuatu di dalam lumpur. Dia pelantingkan ekornya ke atas hingga mental sebentuk kepiting. Setelah jatuh ke daratan, ketika diinterogasi, kepiting raksasa itu mengaku bernama Yuyu Rumpung, pasukan sandi Rahwana.

Kekuatan apakah yang berada di balik Yuyu Rumpung hingga mampu menggerogoti tanggul lumpur, sejenis Lumpur Lapindo zaman sekarang?

Adalah angka bagus.. “selapan hari” maka aku hentikan sampai di sini wayang Lumpur.. siapa Yuyu Rumpung? Kita lanjutkan esok.

END

Ditulis ulang oleh: @chiezworld