Sindo

April Mop Saban Hari

3,262 Views

Mata uang tertinggi bukan Dollar, Yen, Euro maupun Poundsterling. Temen saya yang kerja di keuangan bilang, mata uang tertinggi ya kebohongan. Dan, setidaknya, ini saya dengar pertama kali dari penyanyi Grace Simon (apa kabar, Mbak?), perempuan paling suka lho dibohongin. Berarti, jangan terlalu mengandalkan Dollar termasuk Rupiah ketika berhadapan dengan perempuan. Kita mesti tukar dulu seluruh valuta itu ke dalam valuta dusta.

Dan orang bisa belajar sejarah dusta dari April Mop. Karena sejarah soal kebohongan, nyaris pula tak ada sumber yang bisa dipercaya. Tiap negara punya versi sejarahnya sendiri. Bahkan cara buat menamai April Mop. Ada yang menamainya April Fools atau Fool Day. Korban kebohongan ada yang disebut noodle kayak di Inggris. Orang Skotlandia menyebutnya April Gowk, burung tekukur.

Ada yang bilang, di Prancis sampai penghujung abad ke-15, tahun baru biasa dirayakan 1 April. Baru pada tahun 1562, Paus Gregory memperkenalkan kalender baru yang hitungannya diawali per Januari.

Bukan itu. Kata yang percaya orang-orang Romawi. April diperingati bukan sebagai awal tahun. Tanggal 1 April itu diperingati sebagai Fool Days karena bareng dengan Festival Ceres, yakni festival untuk memperingati Dewi Ceres yang bodoh.

Alkisah, Ceres dewi panen raya yang anak gadisnya diculik Pluto, dewanya paranormal. Saking paniknya, Ceres memburu putrinya dengan mengikuti gaung teriakan anaknya. Padahal gema suara itu kan susah dilacak sumbernya. Maka Ceres dikatakan melakukan panggilan hati yang tolol alias a fools errand.

Orang Inggris tak mau kalah. April Mop kata mereka bermula dari abad XIII di Gotham. Orang-orang Gotham tak mau jalan mereka dijadikan milik negara. Dibikinlah desas-desus oleh masyarakat Gotham bahwa tanggal 1 April di jalan mereka akan berkumpul ribuan orang-orang bodoh. Raja dengar. Dititahkanlah seluruh hulu-balang mengecek jalan. Ribuan hulu-balangpun tumpah di jalan itu. Orang bodohnya mana? Ya, ribuan hulu-balang itulah sebenarnya si orang-orang bodoh.

***

Ah, kalau cuma gitu riwayat April Mop, gampang, ya Ibu-ibu. Kita juga bisa bikin. Kenapa kita nggak bikin sendiri versinya ya? Kalau versi masih dari “Barat” semua nanti ada yang ogah-ogahan memperingatinya, seperti Samuel Riza, pemain film Eiffel I’m In Love. “Itu bukan budaya kita,” alasannya. Meski ia sendiri ndak marah kalau dikerjain. Misalnya dapet sms janjian ketemu di café ama teman-teman yang lain. Ternyata sampai 2 jam nunggu, yang punya acara nggak nongol. Dia cek ke teman-teman lain yang dapat undangan, ternyata café tempat janjiannya juga beda-beda.

Lain Riza lain aktor Nicholas Saputra, yang tak peduli suatu budaya datang dari “Barat” atau apa. “Biar ini datangnya dari ‘Barat’, menurut gue sih nggak apa-apa juga dilakuin. Buat lucu-lucuan aja. Udah gak zaman lagi kita nge-judge sebuah budaya cocok apa nggak berdasarkan pandangan sepihak, entah atas dasar agama atau budaya lokal. Trus kita besar-besarkan, April Mob itu cuma lucu-lucuan aja.”

***

Tapi agar tak “barat” mulu, saya coba usul riwayat April Mop ala saya. Gini lho, di Nusantara dulu orang menggunakan almanak yang berbeda-beda. Ada yang pakai Masehi atau tahun matahari. Ada yang pakai tahun rembulan, yang landasannya perputaran purnama. Ada yang pakai kalender Jawa lengkap. Ada yang pakai tanggalan Sunda, gabungan antara tahun matahari dan rembulan.

Saat itu panitia pemilihan umum membebaskan calon-calon raja se-Nusantara untuk memulai masa kampanye, tidak harus serempak seperti saat kampanye presiden tahun 2009 nanti. Nah, tiap calon mencari bulan baik.

Pada bulan dan hari baik menurut masing-masing versi tanggalan itu, semua calon presiden berkampanye. Semua calon presiden bilang bahwa orang Indonesia itu ramah-ramah. Orang Indonesia itu bersifat tolong-menolong dan peduli akan nasib sesama bangsanya. Karena itu setiap calon presiden yakin bisa tuntas melaksanakan program-programnya.

Mereka bahkan sampai bersumpah-sumpah akan memperbaiki gizi bayi dan ibu-ibu. Mereka berjanji akan memurahkan biaya sekolah bahkan menjamin tersedianya lapangan kerja selulus sekolah. Ibu-ibu tidak usah pusing tiap hari mikirin nasib anak-anaknya. Janda-janda juga tidak usah panik, karena anak yatim dan telantar akan dipelihara oleh negara sesuai api semangat Undang-Undang Dasar 1945.

Ternyata semua janji itu angin sorga belaka. Ternyata biaya pendidikan termasuk buku-buku tidak semakin murah. Ternyata agar anak bisa kerja, ibu-ibu harus menjual perhiasan mereka ’sesawah-sawahnya’. Ternyata setiap pagi masih terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil antara ibu-ibu dan tukang sayur keliling karena harga lauk-pauk bisa naik tiba-tiba seperti tekanan darah orang hipertensi.

Dan, ketika dilihat peristiwanya oleh panitia pemilihan umum, seluruh calon presiden memulai kampanyenya jika ditransfer ke kalender Masehi, tepat jatuh pada 1 April. Dari peristiwa janji-janji calon raja di Nusantara ini, maka seluruh dunia merayakan April Mop pada tanggal 1 April.

(Dimuat di harian Sindo, tanggal 6 April 2007)