AREA 2011 - 2012

AREA 106 Uang Jajan, Makan, Saku, Transport….

4,853 Views

TejomusikBagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?

Bukannya sama saja itu dengan mengubah refleks? Pas ditinju refleks kita ngeles ke kiri atau ke kanan. Bagaimana kita akan mengubahnya dengan menunduk. Wong refleks itu kata para ahli gerakan tak sadar.

Ada lagi. Ternyata jika saya bersedekap spontan maka yang tampak di luar adalah lengan kiri. Telapak kiri nyusup. Ternyata entah telah berapa tahun kebiasaan ini berlangsung. Saya baru sadar pekan lalu ketika seorang teman yang gemar psikologi iseng-iseng memeriksa kebiasaan manusia bersedekap.     Apakah lengan kanan ada di sebelah dalam saat sedekap itu erat berkaitan dengan kidal atau tidaknya seseorang? Saya tidak tahu. Orang hidup, termasuk saya, toh lebih sering memperhatikan wajah dan sifat-sifat orang lain ketimbang detil-detil selebihnya.

Makan saja, yang di Indonesia ada mitos tiga kali sehari, sebenarnya tak benar-benar tiga kali sehari. Saya tak sadar di antara sarapan dan makan siang sebenarnya kita cia’ atau makan apa saja namanya. Di antara makan siang dan malam ngemil apa saja. Begitu juga setelah makan malam.

Malah sekarang banyak orang tidak sadar sudah yukul alias makan apa belum. Buktinya ada banyak produk obat-obatan pencernaan. Sasarannya mereka yang saking sibuknya sampai nggak sadar sudah nyantap apa belum.

Lantas, sekali lagi, bagaimana kita akan mengubah suatu kelaziman kalau yang lazim itu sendiri tak kita sadari?

Saya tak ingin ngajak Sampeyan semua diskusi dari manakah kebiasaan makan tiga kali kita? Adopsi dari Eropa breakfast, lunch, dinner tapi akhirnya semuanya jadi pakai karbohidrat mau pagi siang malam? Atau akar dari suatu agama di Tanah Air yang melakukan tiga kali sembahyang lantas memakan persembahan (karbohidrat) itu usai ritual sembahyang?

Saya cuma ingin mengganggu Sampeyan dengan pertanyaan, sadarkah bahwa konon makan yang sehat itu sebenarnya lima kali sehari? Jadi rata-rata tiap tiga jam. Terakhir adalah tiga jam sebelum tidur malam, karena menurut para ahli ndak bagus abis makan langsung zzzzz…..

Terus, andai disadari, untuk dua kali makan di antara kebiasaan tiga kali makan sehari itu Sampeyan pakai uang jajan apa uang makan? Bagaimana kalau uang jajan lebih besar ketimbang uang makan?

“Sebenarnya yang tepat itu uang saku,” kata seorang teman dari Pusat Bahasa. “Kalau uang jajan konotasinya mesti dihabiskan untuk beli makanan…Uang saku bisa untuk keperluan apa saja termasuk beli makanan ringan…”

Kalau begitu, saya balik tanya, kenapa alumni ITB yang terjerat kasus menggelikan yaitu penjualan iPad, tolah-toleh pas ditanya wartawan, “Anda beli iPad di Singapura pakai uang saku?”

Atau jangan-jangan yang lebih tepat itu uang transport?

Ah, sayangnya saya bukan orang partai. Coba sampeyan tanya sendiri saja ke orang-orang partai, duit yang dibagi-bagi dalam kongres untuk pilih ketua umm itu tepatnya uang transport, jajan, saku atau makan.

Kalau sudah dapat uang makan, masih juga kita makan dari uang transport, jajan dan saku, berapa kali ya sebenarnya dalam sehari kita ini makan?