Wayang Twit

Wayang Twit: #Sastrajendra-2

6,036 Views

STcartoon1“Bangun! Bangun! Bangun!! Sastrajendra! Sastrajendra..!! Bumi gonjang  ganjung…! Melek, melek, melek..! dog dog dog.. langiiitt kelap kelap..”
“Prabu Danapati di Lokapala, kerajaan yang istananya sorgawi, sedih karena nun di Kerajaan Alengka ada sayembara merebut Dewi Sukesi. Ibunda Prabu Danapati sangat memanjakan anak tunggalnya ini, meski sakti, tak boleh pergi ke Alengka ikut sayembara merebut Sukesi. Maka dibangunkannya ayah Danapati, Resi Wisrawa dari pertapaannya oleh sang Bunda, Dewi Lokawati, Istri Wisrawa. Wisrawa harus ke Alengka…..”

Di Alengka, darah sudah membanjir,, rambut terberai-berai dari ksatria yang kalah perang merebut Dewi Sukesi. Tapi memang siapakah yang sanggup?? Siapakah yang sanggup kalahkan Jambu Mangli, Paman Sukesi, yang jadi senapati??

Sang Paman sumbar, “hanya yang mengalahkan aku yang bersuamikan Sukesi!”

Banyak yang kagum kepada Jambu Mangli, yang hanya rela ponakannya, Sukesi, diperistri lelaki unggul, digdaya, dengan batu ujian Mangli sendiri. Tetapi, banyak yang tahu belang Jambu Mangli, bahwa sayembara perang diadakan karena Mangli tahu tak ada yang lebih sakti dari dia. Jambu Mangli emang naksir keponakannya sendiri, Sukesi, ingin nikahinya. Maklum, Sukesi adalah satu-satunya manusia di negeri Raksasa Alengka.

Sudah 40 hari 40 malam sayembara berlangsung. Ratusan peserta tewas, ketika muncul Resi Wisrawa dalam sayembara. Mangli kaget. Jagad sudah tahu, Wisrawa yang semula jadi Raja Lokapala telah lengser diri jadi petapa, kok tiba-tiba turun ke gelanggang. Mangli kaget.

“Siapa akan sanggup mengalahkan Resi Wisrawa???” batin Jambu Mangli. “Aaah, Sukesi pasti urung jadi istri Mangli” pikirnya.

Perangpun berlangsung. Seperti yang bisa diduga, Jambu Mangli tewas. Ayah Sukesi, Prabu Sumali, tergopoh-gopoh hampiri Wisrawa, nyembah. Maklum, Prabu Sumali, Ayah Sukesi adalah salah satu murid Wisrawa. Wisrawa ngoko. Sumali krama inggil. Wisrawa diajak masuk istana.

Wisrawa bilang ia emang unggul dalam sayembara, tapi kehadirannya hanya mewakili anaknya, Prabu Danapati. Sumali senang akan besanan. Baru saja Wisrawa hendak pulang, Sukesi bilang, “Sayembara perang ide Jambu Mangli, bukan ide Sukesi. Sukesi tidak mensyaratkan itu.” Bagi Sukesi, suaminya harus bisa membabarkan Sastrajendra, dan ketika Sukesi menatap Wisrawa, ia yakin Wisrawa bisa membabar itu.

Wisrawa ketika di ambang pintu dengar Sukesi bicara seperti itu, berbalik, “Jadi kamu hanya mau bersuami lelaki yang  membabar Sastrajendra?”

Meski telah lengser keprabon menjadi Pandita, lelaki dimanapun sama, ingin menunjuk-nunjukkan diri di depan perempuan.

Sumali, Ayah Sukesi, sebagai bekas murid Wisrawa, tiba-tiba jadi ingin mendengar wejangan Sastrajendra dari Wisrawa. Sukesi merasa mendapat dukungan.

Wisrawa: “Wiyarno Keblating Paningalmu ojo nganti kasangsoyo sipating pandulu, kiro-kiro aku bisa medar Sastrajendra opo ora..”

Artinya Wisrawa menantang Sukesi untuk menggunakan mata batinnya, menakar apa Wisrawa bisa membabar Sastrajendra. Sukesi terpanah. Bersamaan Sukesi terpanah, Geger Kahyang Suralaya, Para Dewa takut rahasianya terbongkar dengan diwejangnya Sastrajendra. Apalagi ketika Wisrawa meminta Prabu Sumali keluar ruangan, hanya tinggal berdua, Wisrawa-Sukesi, “wuaahh..Para Dewa pontang panting! ”

Pepatah lama bilang “Ono dino ono upo”. Pepatahku bilang “Ono dino ono rupo, jroning peteng ono wong meteng…” inilah yang akan terjadi. Saking marahnya Dewa, mereka meminta Dewa Asmara, Kamajaya-Kamaratih turun, nyusup ke Wisrawa-Sukesi.

Apa itu isi Sastrajendra, sudah aku ceritakan sebelumnya, lihat di #Sastrajendra-1, yang penting setelah pembabaran Sastrajendra, Sukesi menubruk Wisrawa.

Sukesi terkulai di pelukan Wisrawa. Begitu siuman, sanggulnya pudar terurai ke lantai, nafas Sukesi memburu, pinggulnya ngeglinjang. Di luar dugaan, Wisrawa yang sudah tua renta dan kuruh tiba-tiba gumregah tegap dan matanya seperti mata kambing yang disembelih. Wisrawa menjambak rambut Sukesi…merangsek… keringat lir kadyo dineres seperti pohon karet disadap. Dan Sukesi…

to be continued…

Ditulis ulang oleh: @chiezworld