AREA 2009 - 2010

AREA 76 Liburan di Rumah Sendiri

4,058 Views

TejomusikInti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan

Eiffel mengherankan? Cobalah sampeyan berumah di menara itu. Saban hari bangun tidur…tidur lagi lagi ya di menara di Paris itu. Bertahun-tahun. Pasti sampeyan yang ganti heran, mengapa jutaan manusia pada heran ke menara itu sampai mau-maunya datang berduyun-duyun?

Inti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan. Apa pun, sepanjang belum pernah sampeyan lakukan atau alami, mungkin itulah wisata.

Bagi pengrajin keramik dan kain sutra, membuat keramik dan kain sutra sama sekali bukan wisata. Lain halnya bagi anak-anak yang belum pernah belepotan tanah lempung maupun melihat ulat apalagi ulat sutra.

Pemain wayang orang dan ketoprak Bharata di Jakarta mungkin sudah bosan pada kesenian tradisional mereka. Jenuh dan nyaris putus asa. Mereka malah berharap anak-anak mereka kelak menjadi pegawai pajak. Syukur kalau sampai jadi puncak atasan Gayus, yaitu menteri keuangan.

Tapi banyak kaum eksekutif yang kini melakukan wisata dengan main wayang orang atau ketoprak. Mereka beragam profesi. Ada yang direktur maupun komisaris perusahaan swasta dan BUMN. Bahkan banyak pula birokrat macam gubernur sampai ketua Mahkamah Konstitusi.

Bocah-bocah di dekat kawasan Taman Reptil dan Insect Park Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, kalau diajak ke taman itu pasti merasa tidak sedang bertamasya. Lain halnya kalau mereka kita giring ke mal-mal di Jakarta.

Saya kira semua itu akan bisa menjelaskan, mengapa kita tidak usah heran kok akhirnya Anang dan Kris Dayanti pisahan. Kita tak usah heran, kurang cantik bagaimana KD, kok Anang pergi ke lain pangkuan. Sebaliknya, kurang berbakat bagaimana Anang, kok akhirnya KD pergi ke lain hati.

Hampir setiap orang ingin berwisata. Tepatnya, nyaris semua orang ingin pergi dari suatu rutinitas. Bahkan kasarnya, jika di kampungnya sendiri ada nabi, kemungkinan besar orang itu akan mendatangi nabi dari kampung lain. Bukankah ada pepatah bahwa seorang nabi tidak terkenal di kampungnya sendiri? Kedekatan, kebiasaan dan rutinitas membuat setiap orang tak merasa ada yang istimewa di tempatnya sendiri.

Di balik kacamata hitam dan keangkeran karena dibayar, sesungguhnya bodyguard artis heran kenapa masyarakat berjubel dan berdesakan ingin salaman,  berfoto bersama, dan minta tanda tangan pada artis yang dikawalnya, yaitu orang yang sudah sehari-hari berada di dekat bodyguard itu? Apa istimewanya?

“Selalu ada yang istimewa. Lihatlah dengan awas dan teliti  orang-orang maupun tempat-tempat di sekitarmu sendiri, maka akan kau temukan keunikan itu,” mungkin begitu kata Ronny Poluan, penggagas wisata di kampung-kampung miskin di Jakarta.

Pada libur kali ini anak-anak gedongan Jakarta yang mungkin sudah bosan dengan kemewahan, baik juga mengikuti program Jakarta Hidden Tour –nya Ronny. Tanpa harus keluar Jakarta, siapa tahu mereka akan bisa merasakan apa itu kemiskinan dan apa itu keramahtamahan penduduk miskin di Kampung Luar Batang dekat Pasar Ikan, pinggiran rel-rel kereta api di Senen, Kampung Bandang dekat Kota Tua, Kampung Pulo di pinggiran Ciliwung, dan lain-lain.

Mungkin anak-anak akan happy berjalan membungkuk-bungkuk di antara jemuran baju dan celana dalam di permukiman kumuh. Sungguh masih banyak yang menarik di dekat-dekat kita sendiri sebagai tempat wisata, tak harus ke Taj Mahal atau Sydney Harbour.