AREA 2007 - 2008

Sepeda Nabi Adam

4,174 Views

Pas saya SMP, yang murah adalah travelling bawa gitar oblong. Nebeng truk barang antar-kota. Wah, itu sudah bisa ke mana-mana. Dari kota saya Situbondo, Jawa Timur, saya sudah bisa sampai Mataram, Lombok. Bisa sampai Sumenep, Madura.

Feri ke Lombok (Ketapang-Gilimanuk dan Padang Bai-Lembar), maupun feri ke Madura (Surabaya-Kamal), saya anggap gratis. Toh sopir truk ketika bayar feri saya anggap sudah including saya sebagai barang bawaan di bak.

Makan di saban kota gampang. Ada gitar. Kita bisa ngamen di perkampungan maupun toko-toko tiap kota. Ndak usah repot-repot bikin lagu. Tuhan sudah banyak menciptakan lagu melalui John Denver, Bob Dylan, Bimbo, Ebiet G. Ade, Leo Kristi, Eros Djarot (dibawakan Chrisye) dan lain-lain.

Ndak usah repot-repot bikin alat musik. Tuhan sudah menciptakan gitar melalui tangan orang-orang Arab yang kemudian diklaim orang-orang Eropa sebagai temuannya.

Pas saya SMA, perjalanan yang murah adalah jalan-jalan pakai sepeda kayuh. Dengan sepeda ala Oemar Bakrie itu, dari Situbondo saya sudah bisa sampai ke Malang (200-an km), terus ke Blitar, Kediri, Sala, Yogya dan terakhir di Borobudur.

Penginapan gampang. Kita tinggal minta surat keterangan jalan dari Kepala Desa asal saya (dilengkapi keterangan polisi). Biasanya kantor polisi atau kelurahan di desa-desa lain tak keberatan kita tidur di tempat mereka kalau kita tunjukkan surat jalan itu.

Kalau beruntung, kita akan dapat makanan dari Pak Polisi atau Pak Lurah. Kalau lebih beruntung lagi, yang menyuguhkan makanan itu biasanya anak gadis Pak Lurah dan manis.

Pas usai SMA, saya lupa perjalanan murah itu yang macam apa aja. Tapi feeling saya, perjalanan murah masih banyak saya alami. Entah karena dibiayai kantor waktu saya jadi wartawan-formal dulu. Atau karena undangan-undangan pengisian acara di suatu kota waktu saya jadi wartawan-informal dan pekerja seni sekarang ini.

Andai tak ada biaya kantor atau dana dari pengundang, atau tak bisa bayar kondektur tapi harus beli tiket kereta resmi, saya yakin perjalanan murah tetep bisa kita ciptakan karena orang Indonesia itu kreatif. Ibaratnya, kebanyakan nasi dan lauk-pauk minta tambah sambal. Kebanyakan sambal, minta imbuh nasi selauk-pauknya. Begitu seterusnya.

Ini juga bukti lain kreativitas orang Nusantara: Pekan lalu saya bikin perjalanan murah ke Jeddah. Di jantung kotanya, tak jauh dari makam Hawa, ada patung sepeda kayuh yang guuueeede banget. Panjang sekitar dua truk tronton. Tingginya nyaris ¾ patung Pancoran.

Patung ini lebih dikenal sebagai Patung Sepeda Nabi Adam. Bukan karena itu nama resminya. Tapi karena orang-orang Nusantara di sana, baik yang jadi TKI, jemaah umroh maupun haji, pengin menamainya Sepeda Nabi Adam.

Mungkin karena kita percaya bahwa Adam besar sekali orangnya, dan sekaligus juga penggemar perjalanan murah.

(Dimuat di rubrik ‘Frankly Speaking’ AREA 39, tanggal 15 September 2008)