Wayang Durangpo Tahun I (2009 - 2010)

Episode 42 Susu Mengalir dari Payudara Bima

7,971 Views

Episode042Hari keramat 1 Juni. Fajar belum menyingsing. Limbuk wis gak sabar. Ia gedor-gedor pintu salon. Kontan yang punya salon
geragapan. Matanya diucek-ucek. “Hah? Di mana lagi ada kebakaran tabung gas…di mana… di mana?” tanyanya berkali-kali. Yang ditanya, anak semata wayang Cangik, ndak semaur malah langsung dia seret si tukang salon ke dalam. Di depan cermin Limbuk minta segera didandani pakai konde dan  kebaya.

Waduh. Deloken nduk cermin. Sudah subur kan badan Limbuk dan semok? Tapi ponokawan gembrot ini masi minta dikasih korset.  Mulane dadanya yang sudah semlohay tambah kelihatan mandul-mandul.

Paniklah si emak, Cangik, yang tubuhnya kerempeng dan dadanya rata alias peres. “Lha dodoku ndak ada apa-apanya ini yok opo, Nduk, Limbuk,” tanyanya gelisah. Limbuk kasih kode ke tukang salon agar dada emaknya biar munjung disumpel helm apa saja, yang penting Standar Nasional Indonesia.

Usai dari salon matahari sudah sepenggalah. Sudah sampailah Limbuk dan Cangik di suatu lapangan perbatasan negeri Astina dan Amarta. Cangik dadanya munjung, sudah ndak peres lagi. Lebih-lebih Limbuk. Truk saja pasti mendal-mendal kalau nabrak dada Limbuk.

Panitia keramaian sudah menyambut mereka di gapura. Limbuk sambil memunjungkan dadanya sendiri bertanya apakah pakaiannya sudah cocok. “Tanggal 1 Juni ini kan ditetapkan sebagai Hari Susu Nusantara,” kata Limbuk sambil sekali lagi membusungkan dadanya.

“Lho, bukankah 1 Juni ini Hari Lahirnya Pancasila?” panitia membatin sambil plonga-plongo. Setahu mereka, masyarakat sekarang berkumpul untuk memperingati lahirnya galian Bung Karno. Mereka akan menyaksikan lomba pidato tentang Pancasila. Mereka juga berdebar-debar menunggu hasil kejuaraan. Bagaimana ndak penasaran, konon juara 1 lomba pidato tentang dasar  negara itu akan dijadikan Ketua KPK, ngganti Pak Antasari. Juara 2-nya jadi calon tunggal Gubernur Bank Indonesia, ngganti Pak Boediono.

***

Baca Selengkapnya di Jawa Pos, Kolom Mingguan, Wayang Durangpo