Wayang Twit

Wayang Twit: #KiGondoDarman

7,744 Views

STcartoon1Oke! Karena Jancukers masih banyak yang minta wayangan dilanjutkan, aku lanjutin,,tapi bukan dengan lakon,,dengan pesan Ki Gondo Darman

Ki Gondo Darman adalah dalang seangkatan Ki Narto Sabdo, yang meninggalnya tak ingin ditangisi dan diseriusi. Biasa-biasa aja. Karena kematian itu biasa-biasa. Sesuai wasiatnya, maka perjalanan jenazah Ki Gondo Darman dari rumah ke kuburan diiringi kaset rekaman pelawak legendaries Basiyo.

Dari peristiwa pemakaman pertengahan 90an itu, aku diingatkan pada falsafah Timur, bahwa kematian itu happiness. Sejak kapan yah kita pakai hitam-hitam kalau melayat? Pengaruh Eropa? Terus pakai lagu-lagu sedih kayak Gugur Bunga di TV-TV? Kematian kan hepi?

Kematian itu happiness, karena kehidupan yang sebenarnya ya yang setelah ini, kalau kematian itu menyedihkan, berarti hidup sekarang penting.  Pantesan banyak orang korupsi, karena anggep hidup di dunia paling riil, setelah matu gak ada kehidupan lagi.

Mestinya gak usah pakai item-item dong ke layatan! Biasa aja! Kayak suasana lawakan Basiyo dalam perjalanan jenazah Gondo Darman ke kuburan.

Sebelum wafat, Ki Gondo Darman berbaring di RS Bethesda Yogya, pesan kepada saya bersama Romo Sindhunata dan wartawan senior Kompas JB Kristanto. Romo Sindhu adalah penulis buku wayang “Anak Bajang Manggiring Angin”.

Pesan almarhum:

“Cepete diselakke” (tak ada apapun yang bisa dimulai kalau tak kita sempat-sempatkan)

“Takono bisane weruh” (betanyalah agar kau tahu), “Bisane Ditirokke” (menjadi bisa karena menirukan)

“Dadine dilakoni” (kebiasaan itu akan jadi sesuatu kalau diterapkan), “Apike dikulinakke” (sesuatu itu baru bagus kalau dibiasakan)

“Mandine dipercoyo” (semua itu baru punya khasiat kalau kamu telah percaya)

“Kelakone kanti manteb” (Pelaksanaannya dengan keteguhan hati)

“Rampunge ditandangi” (tuntasnya karena diselesaikan all out)

–END–